Krisis Moralitas Politik: Pandangan dari Diskusi Daring Universitas Paramadina

Diskusi daring yang diselenggarakan oleh The Lead Institute - Universitas Paramadina menghadirkan sorotan tajam terhadap kondisi moralitas politik di Indonesia
JAKARTA - Diskusi daring yang diselenggarakan oleh The Lead Institute - Universitas Paramadina menghadirkan sorotan tajam terhadap kondisi moralitas politik di Indonesia, yang disampaikan oleh berbagai narasumber terkemuka.
Dalam diskusi bertajuk “Fatsoen-Politik & Pemilu 2024: Urgensi Pemimpin & Politisi Yang Profesional, Bermoral dan Berintegritas Di Indonesia” pada Jumat (23/02/2024), para ahli dan aktivis politik mengungkapkan keprihatinan mereka terhadap kondisi politik saat ini.
Wandah Hamidah, SH, M.Kn, salah satu narasumber dalam diskusi tersebut, menyatakan keprihatinannya terhadap luluh lantaknya teori-teori moralitas politik yang diajarkan di fakultas hukum, yang tidak terimplementasikan dalam praktik politik.
Ia menyoroti peristiwa di mana upaya untuk memberikan edukasi politik, seperti melalui film "Dirty Vote", justru dihadapi dengan penutupan dan penyerangan terhadap para akademisi yang terlibat.
Menurut Wandah, saat ini semakin jarang ditemui politisi yang bermoral dan berintegritas. Ia menekankan perbedaan antara pembicaraan tentang rule of law di fakultas hukum dengan praktek politik yang menerapkan rule of games. Politisi cenderung mengejar keuntungan dalam jangka pendek tanpa memperhatikan prinsip-prinsip moralitas dan keadilan.
Analisis Wandah disambut dengan catatan bahwa dalam suasana politik saat ini, rakyat cenderung memilih pemimpin berdasarkan keuntungan yang bisa diberikan dalam waktu singkat, tanpa mempertimbangkan visi dan kepentingan jangka panjang bangsa. Hal ini, menurutnya, terbukti dalam pemilihan Prabowo Gibran yang dipengaruhi oleh program bantuan langsung kepada masyarakat (BLT) yang dikeluarkan pemerintah.
Pendapat serupa disampaikan oleh beberapa narasumber lainnya, yang menyoroti kekosongan kepemimpinan moral dan profesional di Indonesia. Ketua The Lead Institute Universitas Paramadina, Dr. Phil Suratno Muchoeri, menegaskan bahwa pemilu 2024 menunjukkan berbagai masalah terkait profesionalitas dan moralitas para pemimpin dan politisi baru di parlemen.
Rektor Universitas Paramadina Prof. Didik J. Rachbini, M.Sc. menambahkan bahwa moralitas dalam politik menjadi krusial untuk menjaga keutuhan sistem demokrasi. Ia menyoroti pentingnya penerapan rule of law dan check and balances dalam upaya menjaga integritas politik.
Dr. Abdul Gaffar Karim, dosen Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, menekankan perlunya peningkatan pendidikan politik sebagai langkah jangka menengah dan panjang untuk memperkuat demokrasi. Menurutnya, ketidakberdayaan sistem dalam menindak pelanggaran politik mengakibatkan penurunan kualitas demokrasi di Indonesia.
Diskusi ini menyoroti bahwa tantangan moralitas politik menjadi persoalan serius yang membutuhkan perhatian bersama untuk menjaga integritas dan kualitas demokrasi di Indonesia.
Editor :Yefrizal