Krisis Global, Kenaikan Harga Komoditas dan Pentingnya Kerjasama Selatan-Selatan

Acara Foreign Policy Circle’s Talk diselenggarakan oleh Universitas Paramadina dengan dukungan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Dr. Yayan Ganda Hayat Mulyana menyoroti krisis globaL.
JAKARTA - Acara Foreign Policy Circle’s Talk diselenggarakan oleh Universitas Paramadina dengan dukungan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Dr. Yayan Ganda Hayat Mulyana menyoroti krisis global yang terjadi akibat meningkatnya harga komoditas secara global.
Dalam diskusi yang diadakan secara hybrid di Auditorium Firmanzah, Universitas Paramadina, Dr. Yayan Ganda Hayat Mulyana, yang juga merupakan Kepala Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri Kemenlu RI, menegaskan bahwa krisis ekonomi dan sosial yang timbul serta dampak perubahan iklim yang membalikkan beberapa agenda pembangunan, menuntut adanya kerjasama yang lebih erat antar-negara.
Menurut Dr. Yayan, kerjasama Selatan-Selatan menjadi pilar penting dalam menghadapi tantangan global ini. Ia menyebutkan bahwa kerjasama ini tidak hanya berfungsi sebagai pelindung dari persaingan geopolitik yang semakin memanas, namun juga sebagai kekuatan untuk mencegah konflik, resolusi, dan pembangunan perdamaian. Kerjasama ini juga memiliki potensi dalam pengentasan kemiskinan serta pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Dalam pidato pengantar, Dr. Handi Risza, Wakil Rektor Universitas Paramadina, menekankan bahwa negara-negara Selatan Global telah menjadi kekuatan yang kuat dalam tata kelola global dan telah menjadi katalisator untuk inisiatif pembangunan berkelanjutan. Ia juga menyatakan harapannya bahwa Indonesia dapat memberikan solusi terbaik untuk mengatasi krisis global pasca-COVID-19.
Diskusi juga menyoroti pentingnya membangun kapasitas di negara-negara berkembang untuk menghadapi tantangan masa depan. Maria Renata Hutagalung dari MoFA menekankan bahwa Indonesia telah aktif dalam kerja sama internasional dan memiliki peran penting dalam mempromosikan perdamaian global.
Sementara itu, Dima Al-Khatib dari UNOSSC menyoroti perlunya peningkatan digitalisasi, penanganan perubahan iklim, dan peningkatan perdagangan dan investasi di antara negara-negara Selatan global. Hal ini diharapkan dapat diatasi melalui rekomendasi kebijakan yang komprehensif.
Rio Budi Rahmanto, Kepala Pusat P2K Multilateral Kemenlu RI, menyoroti pentingnya kerjasama Selatan-Selatan di tengah ketidakseimbangan global yang semakin meningkat. Indonesia berencana untuk meningkatkan perannya dalam kerjasama Selatan-Selatan, terutama di wilayah Afrika, sejalan dengan visi transformasi ekonomi Indonesia pada tahun 2045.
Dengan demikian, diskusi Foreign Policy Circle’s Talk menegaskan pentingnya kerjasama Selatan-Selatan dalam menghadapi krisis global saat ini dan memberikan pandangan mendalam tentang langkah-langkah yang perlu diambil untuk membangun ketahanan global yang lebih baik.
Editor :Yefrizal
Source : universitas Paramadina