Guru Besar Baru Paramadina Ungkap Resep Rahasia Naikkan Laba Perusahaan!

Prof. Ahmad Azmy, SE, MM, CHRM resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Manajemen Sumber Daya Manusia Strategis.
JAKARTA - Universitas Paramadina resmi mengukuhkan Prof. Ahmad Azmy, SE, MM, CHRM sebagai Guru Besar dalam bidang Manajemen Sumber Daya Manusia Strategis pada Selasa, (10/6/2025) di Auditorium Gedung Nurcholish Madjid, Kampus Paramadina, Cipayung, Jakarta.
Dalam orasi ilmiahnya yang mengangkat tema "Employee Happiness sebagai Budaya Kerja Positif", Prof. Ahmad Azmy menegaskan bahwa kebahagiaan karyawan bukan sekadar bonus emosional, melainkan faktor utama dalam meningkatkan produktivitas dan profitabilitas perusahaan.
“Kebahagiaan karyawan merupakan fungsi integral. Korelasi kebahagiaan dalam bekerja pasti akan mengarah pada tren kenaikan laba,” ujar Prof. Azmy dalam pidatonya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa indeks kebahagiaan karyawan bisa dijadikan sebagai indikator strategis untuk menilai kinerja organisasi dari aspek keuangan hingga kepuasan pelanggan.
Menurutnya, peran manajer dalam membentuk budaya kerja yang sehat sangat vital. Ia menegaskan bahwa lingkungan kerja yang membahagiakan berkontribusi langsung pada peningkatan kualitas bisnis.
“Kebahagiaan karyawan harus dirasakan di tempat kerja sebagai stimulator pekerjaan dan penggerak kualitas bisnis,” tambahnya.
Pengukuhan ini turut dihadiri oleh Rektor Universitas Paramadina, Prof. Didik J. Rachbini, yang menyampaikan apresiasi tinggi terhadap capaian akademik Prof. Azmy.
“Menjadi Guru Besar memerlukan dedikasi dan ketekunan luar biasa. Perjalanan ini bukan akhir, tapi awal untuk terus berkarya dan memberi kontribusi. Saya berharap paling tidak ada 14 calon Guru Besar lainnya dari Paramadina yang menyusul dalam 1–2 tahun ke depan,” ungkap Prof. Didik.
Data menunjukkan hanya sekitar 2% dosen di Indonesia yang berhasil mencapai jenjang akademik tertinggi ini.
Sementara itu, perwakilan LLDIKTI Wilayah 3, Dian Rusdiana, S.Pd., M.Pd., menekankan bahwa gelar Guru Besar adalah wujud kontribusi nyata bagi dunia pendidikan tinggi.
“Gelar Guru Besar bukan hanya pencapaian pribadi, tetapi kontribusi besar bagi institusi dan dunia pendidikan tinggi di Indonesia,” katanya.
Ia juga menilai Universitas Paramadina konsisten melahirkan akademisi unggul, khususnya dalam bidang manajemen SDM yang saat ini menjadi isu penting dalam transformasi organisasi, baik di sektor publik maupun swasta.
Ketua Yayasan Wakaf Paramadina, Dr. Ir. Arif Budimanta, M.Sc, turut menyoroti pentingnya kebahagiaan karyawan dalam membangun keadilan ekonomi.
“Kalau dalam matematika disebut tautologi, maka kebahagiaan karyawan adalah sebab sekaligus akibat dari tercapainya masyarakat adil dan makmur yang dicita-citakan para pendiri bangsa,” tegasnya.
Acara pengukuhan ini juga dihadiri oleh tokoh pendidikan nasional, Anies Baswedan. Dalam sambutannya, mantan Gubernur DKI Jakarta itu menekankan pentingnya integritas dan sistem meritokrasi dalam menciptakan lingkungan kerja yang adil dan memuaskan.
“Meritokrasi menghadirkan perasaan kesetaraan kesempatan dan penghargaan atas prestasi. Ini menjadi dasar hadirnya kepuasan dalam organisasi, negara, dan masyarakat,” tutur Anies.
Ia juga mengapresiasi Universitas Paramadina sebagai kampus yang sejak awal berdiri telah menanamkan nilai-nilai antikorupsi melalui kurikulum khusus.
Pengukuhan ini bukan hanya menjadi momentum pribadi bagi Prof. Azmy, melainkan juga penegas posisi Universitas Paramadina sebagai institusi akademik visioner yang menjadikan kebahagiaan manusia sebagai fondasi utama pembangunan organisasi. Sebuah langkah nyata menuju masa depan dunia kerja yang lebih manusiawi dan produktif.
Editor :Yefrizal