Universitas Paramadina Tuan Rumah
Peluncuran Buku Kehampaan Hak Rakyat di Hadapan Oligarki Menjelang Pemilu 2024

Universitas Paramadina menjadi tuan rumah peluncuran buku dan seminar yang berjudul
"Ada relasi kuasa yang tidak seimbang antara pemerintah kolonial dengan pribumi. Namun, setelah kemerdekaan, relasi buruk ini tidak pernah diperbaiki setelah kolonialisme berakhir. Oleh karena itu, permasalahannya adalah reproduksi relasi yang tidak seimbang tersebut," paparnya.
Wijayanto, seorang dosen dari Universitas Diponegoro (Undip) dan LP3ES, menyatakan bahwa hak adalah konsep yang asing dalam pikiran warga negara Indonesia. Dia menyoroti kurikulum pendidikan Orde Baru yang mendefinisikan warga negara yang baik berdasarkan ketaatan kepada pemimpin.
"Pemilu adalah prosedur demokrasi untuk membahas sejauh mana hak-hak warga negara terpenuhi. Demokrasi substantif pada dasarnya adalah tentang seberapa besar hak-hak warga negara telah terpenuhi," ungkapnya.
Handi Risza, seorang dosen dari Universitas Paramadina, setuju dengan temuan Prof. Ward Berenschot dan menyatakan bahwa warga negara merasa tidak berdaya menghadapi kumpulan pengusaha yang bekerja sama dengan penguasa, yang menyebabkan terjadinya kekayaan oligarki.
"Permasalahan seperti ini harus diperkuat temuannya dan menjadi pengetahuan publik. Tantangan bagi calon pemimpin negara adalah bagaimana mereka dapat mengembalikan hak-hak rakyat, terutama hak ulayat di wilayah-wilayah yang digunakan untuk perkebunan kelapa sawit," tambahnya.
Seminar dan peluncuran buku ini diharapkan akan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang kehampaan hak warga negara dalam konteks pemilu. Dengan mengungkap tantangan yang dihadapi dan menghasilkan wawasan baru, diharapkan ada upaya konkret untuk mengatasi masalah ini dan memperkuat perlindungan hak-hak warga negara di Indonesia.
Read more info "Peluncuran Buku Kehampaan Hak Rakyat di Hadapan Oligarki Menjelang Pemilu 2024" on the next page :
Editor :Yefrizal
Source : universitas Paramadina